Jumat, 19 April 2019

Perbedaan Orang Kaya Baru dengan Orang Benar - Benar Kaya

Leave a Comment



Jalan Hidupku 

Chapter 4 

Perbedaan Orang Kaya Baru dengan Orang Benar - Benar Kaya 






Kamu bisa menutup hatimu karena apa yang kamu lihat atau karena apa yang kamu alami tapi Tuhan selalu punya seribu satu cara untuk membuat kamu kembali membuka hati mu.














Dalam perjalanan hidupku (dari kelas 4 SD) saya selalu merasa orang kaya suka menginjak-nginjak orang tidak mampu baik itu keluarganya sendiri ataupun bukan.


Saya selalu melihat bagaimana orang tua saya di tekan oleh keluarga ayah saya yang notabenetnya orang kaya, Itu membuat saya berpikir kami orang miskin akan selalu diinjak-injak oleh para orang kaya dan kami tidak bisa berbuat apa-apa atas tersebut.Karena kami tidak punya power untuk melawannya.


Tapi itu semua berubah ketika saya SMP, saya berkenalan dengan satu anak yang seangkatan dengan saya. Sebut saja namanya Rudi.


Saya dengan rudi sebenarnya sudah seangkatan dan satu SD dari dulu cuma kami baru benar-benar dekat ketika kami masuk SMP.


Pada suatu hari Rudi mengajak saya untuk kerumahnya.

Rudi:"Tommy, nanti sore kamu ke rumah saya ya, nanti kita berenang di rumah saya."

Saya: "Emangnya rumah kamu ditepi sungai ya?" tanyaku dengan polosnya

Rudi: "hahahhaha pokoknya kamu datang aja, jam 3 sore ya."

Saya: "Tapi saya tidak tau rumah kamu di mana."

Rudi: "Minta ayah kamu antar aja, ayah kamu tau rumah saya di mana kok. Bilang aja rumahnya ***** (nama ayahnya)"

Saya: "OK" jawabku dengan ragu





Sesampainya di rumah saya bercerita kepada ibu dan ayah saya tentang undangan si Rudi ke rumahnya nanti sore. Rupanya memang benar ayah saya tau rumahya si rudi. Dan saya diantar ayah saya.


Ketika sampai saya sampai di depan rumahnya Rudi. Saya benar-benar dibuat takjub oleh besarnya rumah tersebut. Dengan ragu-ragu saya berteriak memanggil Rudi, tidak lama rudi pun keluar.

Takjub saya kepada rumah tersebut tidak berhenti sampai disitu. Rudi membuka pagar rumah dia menggunakan remote.

Melihat semua itu saya benar-benar kaget saya kira pagar seperti itu cuma ada di film-film, saya benar-benar terlihat kampungannya. Bisa anda bayangkan betapa takjub,kaget dan terkesima dengna rumah tersebut.

Lalu saya berjalan masuk dan Rudi menyambut saya.


Ketika itu juga terceletuplah satu pertanyaan saya ke Rudi.


Saya: "Rudi, kamu itu orang kaya ya?" tanya saya dengan takut.

Rudi: "Bukan, yang kaya itu orang tua saya." jawabnya dengan ringkas


Setelah itu saya di ajaknya untuk keliling rumahnya.

Lihat kolam renangnya, kolam ikan, taman, dan kamarnya yang 24jam ac nonstop (anak sultan harap maklum hahaha).




Setelah berselang satu tahun saya berteman dengan Rudi, saya tidak benar-benar tau sekaya apa mereka sampai pada suatu hari kami main ke rumahnya Rudi.Saya lihat rumahnya lebih sepi daripada biasanya lalu saya nanya.

Saya: "Rudi, rumah kamu kok sepi sekali. pada ke mana?"

Rudi: "Itu, ayah dan ibu saya ke bali dengan adik saya yang kecil."

Saya: "Oo.. lagi pada liburan. kenapa kamu tidak ikut?"

Rudi: "Bukan liburan, ayah saya dapat penghargaan SPBU terbaik jadi sekalian ajak adik saya. Dia belum pernah ke bali."

Saya tinggal terdiam.

Saya baru tau rupanya teman saya adalah anak sultan.

Dan dia tidak pernah sedikitpun menyombongkan kekayaan dia atau menekan saya atau pun temannya yang lain.

Dari situ lah saya baru mengerti kalau hanya orang yang baru kaya atau orang yang kekayaannya belum seberapalah, yang sering menyombongkan dirinya dan suka menekan orang lain.

Orang yang benar-benar kaya tidak akan menekan orang lain, karena mereka paham betul susahnya jalan yang mereka jalani untuk menjadi seperti sekarang.



0 komentar:

Posting Komentar