Ketika kita memikirkan perasaan orang lain, apakah orang itu juga memikirkan perasaan kita?
You, not someone else
Dalam hidup saya, sering kali saya mendengarkan.
"Wang, kamu jangan begini dan jangan begitu.. kasihan orang ini dan orang itu... Apakah kamu tidak mikirkan perasaan dia?"
"Wang, kamu jangan begini dan begitu ... kasihan orang ini dan orang itu.. mereka masih membutuhkan mu."
Lalu akhirnya timbullah satu pertanyaan dalam benakku.
"Apakah orang yang kita pikirkan perasaannya ini, orang yang kita jaga perasaannya ini, juga mikirkan perasaan kita?"
"Bagaimana jika mereka tidak memikirkan perasaan mu?"
"Apakah orang yang kita bantu selama ini, merasa mereka membutuhkan mu?"
"Bagaimana jika, mereka tidak merasa membutuhkan mu?"
Akhir-akhir ini semakin sering timbul pertanyaan itu di dalam benakku, sampai akhirnya saya mengambil sebuah keputusan untuk tidak terlalu memikirkan perasaan orang lain.
Mungkin terdengar sangat egois tapi, saya punya alasan tersendiri.
Saya menyadari bahwa ketika kita mengambil sebuah keputusan, kita terlalu memikirkan perasaan orang lain. sedangkan mereka belum tentu memikirkan perasaan kita.
Kita kadang terlalu mengorbankan diri kita untuk menolong mereka, sedangkan mereka belum tentu merasa kita menolong mereka.
Kita kadang lupa satu hal yang paling penting di dunia ini, DIRI ANDA SENDIRI.
Kita terlalu sering memikirkan orang lain, sampai kita melupakan diri kita lah yang mesti kita pikirkan.
Kadang kita harus menjadi sedikit egois, karena kita harus memikirkan bagaimana kita harus menjalani hidup kita. Bukan memikirkan bagaimana perasaan mereka atau mereka membutuhkanku bagaimana caranya menolong mereka.
Jika di antara kalian memiliki masalah yang sama, mari bersama-sama kita mulai menjadikan diri kita sendiri sebagai prioritas utama.
Kadang kita hanya lupa, betapa pentingnya diri kita sendiri.
GBU All
0 komentar:
Posting Komentar